1. Pengetian Kala IV
Kala IV adalah merupakan salah satu tahapan dalam persalinan yang dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
2. Asuhan Pada Kala IV
Setelah lahirnya plasenta :
a. Lakukan rangsangan taktil (pemijatan) uterus untuk merangsang uterus berkontraksi
b. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakan jari tangan anda secara melintang antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan pusat atau lebih bawah. Misalnya, jika 2 jari bisa diletakan dibawah pusat dan diatas fundus uteri maka disebut 2 jari dibawah pusat.
c. Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan
Sangat sulit untuk memperkirakan darah secara tepat karena darah seringkali bercampur dengan cairan ketuban atau urin dan mungkin terserap dihanduk, kain atau sarung. Tidak mungkin menilai kehilangan secara akurat dengan menghitung sarung karena ukuran sarung bermacam-macam dan mungkin diganti jika terkena sedikit darah atau pada saat benar-benar basah oleh darah. Meletakan wadah atau pispot dibawah bokong ibu untuk mengumpulkan darah bukanlah cara yang efektif untuk mengukur kehilangan darah dan bukan merupakan cerminan asuhan sayang ibu, berbaring diatas wadah atau pispot sangat tidak nyaman dan menyulitkan ibu untuk memegang dan menyusui bayinya.
Satu cara untuk menilai kehilangan darah adalah dengan cara melihat darah tersebut dan memperkirakan berapa banyak botol berukuran 500 ml yang bisa dipenuhi darah tersebut. Jika darah bisa mengisi dua botol, ibu telah kehilangan satu liter darah. Jika darah bisa mengisi setengah botol ibu kehilangan 250 ml darah. Memperkirakan kehilangan darah hanyalah salah satu cara untuk menilai kondisi ibu.
d. Periksa perineum dari pendarahan aktif (misalnya, dari laserasi atau episiotomi)
Evaluasi laserasi dan perdarahan aktif pada perineum dan vagina. Nilai perluasan laserasi perineum, Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan.
• Mukosa Vagina • Mukosa Vagina • Mukosa Vagina • Mukosa Vagina
• Fourchette Posterrior • Fourchette Posterrior • Fourchette Posterrior • Fourchette Posterrior
• Kulit perineum • Kulit perineum • Kulit perineum • Kulit perineum
• Otot perineum • Otot perineum • Otot perineum
• Otot sfingterani eksternal • Otot sfingterani eksternal
• Dinding rektum anterior
Penjahitan tidak laserasi perineum diperlukan jika tidak ada perdarahan dan jika luka teraposisi secara alamiah. Jahit dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai dengan kewenangan bidan. Jangan coba menjahit laserasi perineum derajat tiga atau empat.
Segera lakukan rujukan karena laserasi ini memerlukan teknik dan prosedur khusus.
e. Evaluasi kondisi ibu secara umum
Sebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan dan terjadi dalam empat jam pertama setelah kelahiran bayi. Karena alasan ini, penting sekali untuk memantau ibu secara ketat, segera setelah setiap tahapan atau kala persalinan diselesaikan. Jika tanda-tanda vital dan tonus uterus masih dalam batas normal selama dua jam pertama pasca persalinan, mungkin ibu tidak akan mengalami perdarahan pasca persalinan. Penting sekali untuk tetap berada di samping ibu dan bayinya selama dua jam pertama pasca persalinan.
Selama dua jam pertama pascapersalinan:
• Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan perdarahan yang terjadi setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua kala empat Jika ada temuan yang tidak normal, lakukan observasi dan penilaian secara lebih sering.
• Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal, tingkatkan frekuensi observasi dan penilaian.
• Pantau temperatur tubuh ibu satu kali setiap jam selama dua jam pertama pasca persa¬linan. Jika temperatur tubuh meningkat, pantau lebih sering.
• Nilai perdarahan. Periksa perineum dan vagina setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua pada kala empat.
• Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai tonus dan perdarahan uterus, juga bagaimana melakukan pemijatan (rangsangan taktil) jika uterus menjadi lembek.
• Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan dan bantu ibu untuk mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering, atur posisi ibu agar nyaman, apakah duduk bersandarkan bantal atau berbaring miring. Jaga agar tubuh dan kepala bayi diselimuti dengan baik, berikan bayi kepada ibu dan anjurkan untuk dipeluk dan diberi ASI.
• Lengkapi dengan asuhan esensial bagi bayi baru lahir .
Jangan anjurkan penggunaan kain pembebat perut selama dua jam pertama pasca persalinan atau hingga ibu sudah stabil. Kain pembebat perut menyulitkan penolong untuk menilai kondisi uterus ibu secara memadai.
Jika kandung kemih penuh, bantu ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya dan anjurkan untuk mengosongkan kandung kemihnya setiap kali diperlukan. Ingatkan ibu bahwa keinginan untuk berkemih mungkin berbeda setelah dia melahirkan bayinya. Jika ibu tidak dapat berkemih, bantu ibu dengan cara menyiramkan air bersih dan hangat ke perineumnya. Berikan privasi atau masukkan jari-jari ibu ke dalam air hangat untuk merangsang keinginan berkemih secara spontan. Jika setelah tindakan-tindakan ini ibu tetap tidak dapat berkemih secara spontan, mungkin diperlukan tindakan kateterisasi. Jika kandung kemih penuh atau dapat dipalpasi, gunakan teknik aseptik pada saat memasukkan kateter Nelaton disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk mengosongkan kandung kemih. Setelah mengosongkan kandung kemih, lakukan pemijatan (rangsangan taktil) untuk merangsang uterus berkontraksi dengan lebih baik.
f. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV persalinan dihalaman belakang partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah persalinan dilakukan.
Catatan asuhan dan temuan
Catatlah semua temuan selama kala empat persalinan di halaman belakang partograf.
Ke Waktu Tekanan darah mmHg Nadi menit Temperature Tinggi fundus uteri Kontraksi uterus Kandung kemih Perdarahan
REFERENSI
1. Departemen Kesehatan R.I (2004) Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, Departemen Kesehatan R.I., Jakarta.
2. Hanifa,dkk,1999, Ilmu Kebidanan, Jakarta,YBPSP
3. Saifudin, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, YBPSP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar